Hai sobat peduli…
Kali ini mari kita bersama-sama memperhatikan sekolah kita masing-masing. Kayak apa sekolah kita sekarang? Udah maju apa belum? Hmm… kondisi bangunan dan fasilitasnya udah oke belum ya?
Mungkin sebagian dari kita akan jawab “Belum! Belum sama sekali. Perpusnya jelek, Lab. Komputernya kecil, toiletnya kotor, atap bocor…” dan segudang keluhan lain. Atau mungkin ada juga yang bisa dengan bangga mengatakan, “ Ya udah dong… liat aja catnya keren gitu. Lapangan keren juga. Lebih-lebih yang nempatin orang keren kayak kita, hehehe…”
Wah iya deh, buat kamu yang ngaku sekolahnya udah keren, selamat ya…
Tapi tunggu dulu, jangan-jangan yang bagus cuma luarnya aja? Jangan-jangan bangunannya keren tapi proses kegiatan belajar mengajarnya masih buruk. Susah juga kalo gitu.
Atau… kamu pernah nggak ngerasa kalo pemerintah (lewat dinas-dinas terkait) terlalu mengatur kebijakan di sekolahmu? Nggak boleh ini itulah, harus begini-begitulah… pokokya pernah nggak kamu berpikir bahwa urusan birokrasi itu mbuletnya minta ampun and ujung-ujungnya nggak beres.
Itu semua sebenarnya karena system sentralistik Sob! Terpusat gitu, maksudnya. Dan gara-gara semua serba terpusat, sekolah kita jadi nggak punya banyak wewenang untuk bikin kebijakan yang baik buat kita. Lebih dari itu, karena dana pemerintah pembagian dan alirannya ngikutin apa kata orang pusat, biasanya paling-paling yang sampai ke sekolah kita tinggal separuh dari anggaran. Sisanya kemana? Yah, tau sendirilah…
Akhirnya, untuk “menyemangati” kita, pembangunan akan dilakukan di sektor fisik saja dan itupun dibuat sangat menonjol. Misalnya cat bangunan, dibikin dari kuning ke ijo, ato ijo ke kuning. Dengan adanya perubahan ini kita dibuat tertipu dan merasa sekolah kita oke-oke aja.
Tapi yakin banget, kita bukan orang yang mudah tertipu. Sekarang kita mesti tau bahwa selama ini kita dikerjain sama orang-orang reseh yang ngambil duit pendidikan untuk uang makan mereka. Nyammmm…
Makanya Sob! Kita butuh suatu perbaikan system. Dan solusinya adalah Manajemen Berbasis Sekolah ( MBS). Sistem ini emang keren punya. Secara… sistem ini memperbolehkan kita untuk lebih berpartisipasi menentukan kebijakan-kebijakan yang ada di sekolah. Dana pun nggak akan repot-repot lewat birokrasi. Kalo takut kepala sekolah kamu yang bakal korupsi, jangan khawatir, sistem ini mengharuskan adanya transparansi antara kamu, sekolahmu, dan para orangtua. Kalo ternyata guru-gurumu keseringan rapat di rumah makan mewah pake duit sekolah (dan yang lebih parah nggak ajak-ajak kamu, hehehe..) kamu bisa langsung protes.
Asyik kan! Dan buat sekolah kamu manfaatnya akan besar banget. Selain dana akan lebih banyak karena bersih dari korupsi, sekolah kamu bisa berkonsentrasi ke cara-cara mengembangkan kamu sebagai peserta didik. Soalnya kebutuhan setiap sekolah kan pasti beda, Sob! Kalo disamain jadinya nggak akan maksimal.
Makanya Sob… kalo pengen sistem ini berlangsung di kota Malang, kita harus cari cara jitu. Salah satunya adalah memilih pemimpin yang bersedia menjalankan progam itu. Tanggal 23 Juli 2008 ini kan ada pemilihan wali kota baru tuh, rame-rame aja kita pakai suara kita memilih pemimpin yang mau mendukung kita. Pemimpin yang punya semangat membela kita kaum muda dan mengayomi yang tua. Bersama-sama kita bikin Malang menjadi kota sejahtera, yang kaum mudanya berkualitas dan cerdas. Tunjukkan bahwa kita punya suara. Jangan mau ngikut aja, atau malah jadi golongan sok putih yang nggak mau milih.
Semangat Sob! Nyawa kota Malang selanjutnya, ada di tangan kita.
Recent Comments